Mau bagaimanapun caranya, reputasi brand tidak akan bisa dibangun dalam waktu semalam. Anda yang sudah malang-melintang di dunia bisnis pasti tahu, butuh waktu lama dan usaha besar untuk punya citra positif di mata pelanggan.
Itu mengapa, online reputation management jadi hal yang wajib diterapkan. Tidak pandang apakah bisnis masih rintisan atau yang sudah skala multinasional.
Tertarik belajar lebih dalam? Yuk simak terus artikel ini.
Apa itu Online Reputation Management?
Online reputation management adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga impresi pelanggan terhadap bisnis Anda tetap positif.
Secara umum ada tiga hal yang dilakukan: (1) menyediakan informasi penting di kanal yang tepat; (2) melakukan audit informasi agar isinya akurat; (3) merespons komentar dan feedback dari pelanggan.
Karena reputasi bisa dibangun dari mana saja, cakupan pekerjaan reputation management ini sangat luas. Apalagi kalau konteksnya melibatkan media online. Tidak heran kalau perusahaan besar menginvestasikan budget banyak untuk membangun reputasi di media sosial, portal berita, forum online, dan websitenya sendiri.
Kasus-Kasus Online Reputation Management
Secara teori, pentingnya online reputation management memang tidak usah diragukan. Tapi, belajar teori saja mana cukup? Jadi, mari belajar beberapa kasus nyata di mana manajemen reputasi dibutuhkan.
Kasus Ransomware BSI
Sekitar pertengahan Mei 2023, jagad online digegerkan dengan kasus peretasan Bank Syariah Indonesia oleh LockBit. Hal ini menyebabkan jutaan nasabah tidak bisa mengakses layanan bank.
Selain itu, pihak peretas mengaku akan menyebarkan data pelanggan apabila pihak BSI tidak membayarkan sejumlah tebusan. Singkat cerita, kesepakatan tidak tercapai dan data pelanggan konon sudah disebar oleh pelaku. Di samping itu, tercatat butuh waktu sekitar dua minggu agar nasabah bisa melakukan transaksi secara normal.
Kasus di atas menyebabkan reputasi satu-satunya bank syariah nasional ini anjlok seketika. Berbagai kanal medsos dan pemberitaan dibanjiri oleh komentar miring nasabah.
Skandal Lingkungan oleh Nestle
Di tahun 2010, Nestle sempat mengalami skandal yang melibatkan Greenpeace.
LSM internasional ini merilis video YouTube untuk mengkritisi salah satu brand Nestle yang menggunakan supplier tidak ramah lingkungan. Akibatnya, banyak hewan endemik asli Indonesia yang habitatnya terancam.
Merepons hal ini, Nestle justru meminta YouTube untuk menurunkan konten video Greenpeace. Sialnya, hal ini justru berbuntut panjang. Sebab, makin banyak orang yang terpapar dengan info ini dan mengkritik hal yang dilakukan Nestle.
Cara Menjalankan Online Reputation Management
Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk memastikan reputasi brand yang positif:
1. Lakukan brand audit
Periksa semua materi dan konten branding usaha Anda di berbagai kanal online. Mulai dari website, blog, media sosial, forum online, sampai platform pihak ketiga. Pastikan semuanya memuat informasi terbaru dan akurat.
Cari tahu juga apakah ada konten yang membuat impresi brand menjadi buruk. Jika ada, segera susun strategi untuk mereponsnya.
2. Pantau brand mention
Agar bisa merespons setiap konten yang menyangkut brand Anda dengan cepat, pastikan Anda menggunakan tool brand mention seperti Google Alerts. Dengan begitu, Anda tak perlu menghabiskan waktu untuk terus mengecek berbagai kanal secara manual.
3. Beri respons ke review negatif
Tahukah kamu? Sebanyak 60% konsumen mengaku takkan membeli dari bisnis yang memiliki review negatif.
Namun, bukan berarti riwayat Anda berakhir ketika mendapatkan review jelek. Anda masih bisa menyelamatkan masa depan bisnis Anda dengen merespons review tersebut.
Tunjukkan ke konsumen bahwa feedback mereka penting dan Anda menghargainya. Jika memungkinkan, berikan kompensasi pada konsumen agar mereka tetap menggunakan layanan Anda.
4. Jalankan strategi SEO
Cara satu ini mungkin kelihatan tidak nyambung. Tapi, SEO adalah strategi agar kata kunci yang berhubungan dengan brand Anda tetap berkonotasi positif.
Misalnya, Anda bisa memastikan kata kunci review produk Anda diisi dengan testimoni-testimoni positif. Sehingga, calon konsumen lebih mudah teryakinkan.
5. Public relations
Public relations adalah cara paling umum untuk membangun reputasi sebuah brand. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari membuat acara komunitas, mengirim siaran pers, membuat guest post, dan sebagainya.
6. Ajak konsumen menulis review
Sebanyak 85% orang mencari review online sebelum membeli produk. Itu mengapa, Anda harus pastikan pelanggan Anda membuat ulasan di platform review yang ada.
Dengan review semacam ini, bisnis Anda terlihat kredibel dan punya reputasi. Bukan sekadar bisnis abal-abal.
7. Tampilkan testimoni positif
Jika sudah punya cukup testimoni positif, jadikan itu semua sebagai aset promosi. Caranya, dengan menampilkan testimoni tersebut di tempat-tempat strategis. Misalnya, di landing page website, slideshow promosi, pin tweet, dan sebagainya. Anda boleh juga kok mengiklankan testimoni tersebut.
Siap Jalankan Online Reputation Management?
Ternyata merawat reputasi online tidak ribet, kan? Anda hanya butuh konsistensi dan medium yang tepat untuk melakukannya.
Kalau Anda berminat membangun reputasi dari pemberitaan, coba pertimbangkan untuk pakai layanan seedbacklink. Dengan layanan ini, Anda bisa menyebarkan berita positif untuk memperkuat reputasi brand di berbagai portal berita ternama.
Berita baiknya, Anda bisa pilih medianya sesuka hati. Plus, cuma butuh waktu 1–3 hari saja sampai beritanya terbit. Tertarik coba?